RelatedPosts To Legenda Batu Menangis Versi Bahasa Inggris Dan Artinya Legenda Batu Menangis Versi Bahasa Inggris Dan Artinya 2019-11-10T:00 Rating: 4.5 Posted by: yoeldicky Share to:
CeritaDongeng Legenda Batu Menangis. by Lely Azizah 7 bulan yang lalu. Cerita Dongeng Legenda Batu Menangis - Hai Grameds, Indonesia memiliki berbagai macam dongeng Nusantara, mulai dari Sabang hingga Merauke. Di setiap dongeng Nusantara akan selalu ada pesan atau nilai-nilai moral yang bisa diambil dan bisa dijadikan sebagai pelajaran
CeritaBahasa Jawa Legenda Batu Menangis Ing siji bukit sing adoh saka desa, ing daerah Kali uripa randha kere lan anak prawane. Anak prawan randha kuwi ayu banget. ning demen, dheweke nduweni prilaku sing banget alane. prawan kuwi banget panglumuh, ora tau ngrewangi emboke nglakoke pagawean-pagawean omah. kerjane mung macak saben dina.
Fast Money. Legenda Batu menangis merupakan cerita rakyat Kalimantan yang beberapa kali kakak dongengkan untuk adik-adik. Cerita Rakyat Batu menangis ini memiliki beberapa versi, beberapa versi diantaranya sudah pernah kakak posting pada blog kesayangan kita ini, yaitu dengan judul Cerita Rakyat Dongeng Batu Menangis. Jika kalian belum tahu cerita dongeng nusantara ini, kakak ucapkan selamat membaca. Dahulu kala, di sebuah bukit yang jauh dari Pedesaan. Hiduplah seorang Janda miskin bersama anak perempuannya. Anaknya dari Janda tersebut sangat cantik jelita, ia selalu membanggakan kecantikan yang ia miliki. Namun, kecantikannya tidak sama dengan sifat yang ia miliki. Ia sangat pemalas dan tidak pernah membantu ibunya. Cerita Rakyat Legenda Nusantara Batu Menangis Selain pemalas, ia juga sangat manja. Segala sesuatu yang ia inginkan harus di turuti. Tanpa berpikir keadaan mereka yang miskin, dan ibu yang harus banting tulang meskipun sering sakit-sakitan. Setiap ibunya mengajaknya ke sawah, ia selalu menolak. Suatu hari, ibunya mengajak anaknya berbelanja ke pasar. Jarak pasar dari rumah mereka sangat jauh, untuk sampai ke pasar mereka harus berjalan kaki dan membuat putrinya kelelahan. Namun, anaknya berjalan di depan ibunya dan memakai baju yang sangat bagus. Semua orang yang melihatnya langsung terpesona dan mengaggumi kecantikannya, sedangkan ibunya berjalan di belakang membawa keranjang belanjaan, berpakaian sangat dekil layaknya pembantu. Karena letak rumah mereka yang jauh dari masyarakat, kehidupan mmereka tidak ada satu orang pun yang tahu. Akhirnya, mereka memasuki kedalam desa, semua mata tertuju kepada kecantikan Putri dari janda tersebut. Banyak pemuda yang menghampirinya dan memandang wajahnya. Namun, penduduk desa pun sangat penasaran, siapa perempuan tua di belakangnya tersebut. ’ Hai, gadis cantik! Siapakah perempuan tua yang berada di belakangmu? Apakah dia ibumu?’’ Tanya seorang Pemuda. ’ Tentu saja bukan, ia hanya seorang pembantu!.’’ Jawabnya dengan sinis. Sepanjang perjalanan setiap bertemu dengan penduduk desa, mereka selalu bertanya hal yang sama. Namun, ia terus menjawab bahwa ibunya adalah pembantunya. Ibunya sendiri di perlakukan sebagai seorang pembantu. Pada awalnya, Sang ibu masih bisa menahan diri, setiap kali mendengar jawaban dari Putri kandungnya sendiri. Namun, mendengar berulang kali dan jawabannya itu sangat menyakkitkan hatinya, tiba-tiba sang ibu berhenti, dan duduk pinggir jalan sambil meneteskan air mata. ’ Bu, kenapa berhenti di tengah jalan? Ayo lanjutkan perjalanan.’’ Tanya putrinya heran. Beberapa kali ia bertanya. Namun, ibunya sama sekali tidak menjawab. Sang ibu malah menengadahkan kedua tangannya ke atas dan berdoa. Melihat hal aneh yang di lakukan ibunya, sang anak merasa kebingungan. ’ Ibu sedang apa sekarang!’’ bentak putrinya. Sang ibu tetap tidak menjawab, dan meneruskan doanya untuk menghukum putrinya sendiri. ’ Ya Tuhan, ampunilah hamba yang lemah ini, maafkan hamba yang tidak bisa mendidik putrid hamba sendiri, sehingga ia menjadi anak yang durhaka. Hukumlah anak durhaka ini.’’ Doa sang Ibu. Tiba-tiba, langit menjadi mendung dan gelap, petir mulai menyambar dan hujan pun turun. Perlahan-lahan, tubuhnya berubah menjadi batu. Kakinya mulai berubah menjadi batu dan sudah mencapai setengah badan. Gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya. Ia merasa ketakutan. ’ Ibu, tolong aku. Apa yang terjadi dengan kakiku? ibu maafkan aku. Aku janji akan menjadi anak yang baik bu’’ teriak Putrinya ketakutan. Gadis tersebut terus menangis dan memohon. Namun, semuanya sudah terlambat. Hukuman itu tidak dapat di hindari. Seluruh tubuhnya perlahan berubah menjadi batu. Gadis durhaka itu hanya menangis dan menagis menyesali perbuatannya. Sebelum kepalanya menjadi batu, sang ibu masih melihat air matanya yang keluar. Semua orang yang berada di sana menyaksikkan peristiwa tersebut. Seluruh tubuh gadis itu berubah menjadi batu. Sekalipun sudah menjadi batu. Namun, melihat kedua matanya masih menitihkan air mata seperti sedang menangis. Oleh karena itu, masyarakat tersebut menyebutnya dengan Batu Menangis. Batu Menangis tersebut masih ada sampai sekarang. Pesan moral dari Cerita Rakyat Legenda Batu Menangis adalah selalu hormati dan sayangi kedua orang tuamu, karena kesuksesan dan kebahagiaan mu akan sangat tergantung dari doa kedua orangtuamu. Baca dongeng batu menangis lainnya pada posting berikut ini Cerita Rakyat Kalimantan Barat Batu Menangis dan Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Legenda Hantuen
- Legenda Batu Menangis merupakan cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan Barat. Meski masih dalam perdebatan, cerita ini dipercaya oleh masyarakat setempat. Batu Menangis memiliki cerita yang mirip dengan Malin Kundang, akan tetapi latar terjadinya yang ini menceritakan seorang janda yang memiliki anak perempuan yang cantik tetapi memiliki sifat sangat buruk. Baca juga Legenda Buto Ijo, Raksasa Hijau Pemangsa Manusia Legenda Batu Menangis singkat Legenda Batu Menangis mengisahkan tentang seorang janda miskin yang hidup bersama anak gadisnya yang cantik. Mereka berdua hidup di tengah hutan yang sangat terpencil di Kalimantan Barat. Anak gadis tersebut diceritakan sangat malas dan tidak pernah membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Selain itu, ia juga bersikap sangat manja dan apa yang diinginkan harus dituruti tanpa memedulikan keadaan ibunya yang miskin. Salah satunya adalah ketika ia meminta sang ibu yang sedang sakit untuk mencucikan bajunya. Si gadis marah dan mengancam akan meninggalkan ibunya sendirian apabila permintaannya tidak dituruti. Karena ancaman itu, sang ibu terpaksa menuruti permintaan putrinya untuk mencuci baju. Baca juga Legenda Dewi Sri dalam Kepercayaan Masyarakat IndonesiaSuatu ketika, si gadis dan ibunya hendak berbelanja kebutuhan di pasar yang letaknya amat jauh dan harus berjalan kaki. Si gadis memakai pakaian yang bagus, sedang ibunya memakai pakaian kusut dan masih harus membawa keranjang untuk belanjaannya. Ketika sampai di pasar, banyak yang tertarik akan kecantikan si gadis itu dan mereka mencoba berkenalan. Setiap laki-laki yang mendekat untuk berkenalan pun tidak lupa juga menanyakan siapa wanita yang bersamanya. Namun, si gadis justru menjawab bahwa wanita yang bersamanya adalah pembantunya. Baca juga Asal-usul Nyi Roro Kidul Mendengar jawaban anak gadisnya, sang ibu merasa terhina dan sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan putrinya. Sang ibu lantas berdoa supaya dicabut dari cobaan yang ia terima. Doa itu pun dikabulkan oleh Tuhan dengan mengubah anak gadisnya menjadi kaku seperti batu. Pada mulanya, tubuh si gadis kaku hingga mencapai setengah badannya. Karena itu, ia memohon kepada sang ibu untuk mengampuni kesalahannya sambil menangis. Akan tetapi, hal itu terlambat dan tubuhnya perlahan-lahan berubah menjadi batu seperti patung orang yang menangis. Itulah mengapa, ia disebut sebagai Batu Menangis. Referensi Dian K. 2017. Seri Cerita Rakyat 34 Provinsi Batu Menangis. Jakarta Bhuana Ilmu Populer. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Watu Nangis Ing siji bukit sing adoh saka desa, ing daerah Kali uripa randha kere lan anak prawane. Anak prawan randha kuwi ayu banget. ning demen, dheweke nduweni prilaku sing banget alane. prawan kuwi banget panglumuh, ora tau ngrewangi emboke nglakoke pagawean-pagawean omah. kerjane mung macak saben dina. Kajaba panglumuh, anak prawan kuwi sikape alem pisan. samubarang panjalukane kudu dimeloni. ping saben dheweke njaluk samubarang marang emboke kudu dikabulake, tanpa merdulike kaanan emboke sing kere, saben dina kudu kerjo nggoleki sak emplok sega. Nang mubarang dina anak prawan kuwi diajak emboke mudhun menyang desa kanggo mblanja. panggon pasar desa kuwi banget adoh, dadine dekne kabeh kudu mlaku sing cukup gawe kesel. anak prawan kuwi mlaku melenggang karo menganggo sing apik lan macak, ben wong ning dalan sing ndelenge mengko kepencut karo ayune. Sementara emboke mlaku diburi karo nggawa keranjang karo klambi dekil banget. amarga dekne kabeh urip ning panggon pelosok, ora sawonga meruhi menawa kapindho wadon sing mlaku kuwi yaiku embok lan anak. Pas dekne kabeh anyak mleboni desa, wong-wong desa nyawang dekne kabeh. dekne kabeh ngono kahyun-hyun ndeleng kayon anak prawan kuwi, paling utama para pemuda desa sing ora puas-puase nyawang rai prawan kuwi. ning pas ndeleng wong sing mlaku ning mburi prawan kuwi, tenan kontras kaananne. Hal kuwi nggawe wong pitakon-takon. Neng antara wong sing ndelenge kuwi, sawong pemuda nyedhaki lan pitakon marang prawan kuwi, "Hai, prawan ayu. apa sing mlaku diburi kuwi embokmu ?" ning, apa jawaban anak prawan kuwi ? "dudu," tuturane karo angkuh. "dheweke yaiku baturku !" kapindho embok lan anak kuwi banjur neruske dalan. ora sepira adoh, nyedhaki meneh sawong pemuda lan pitakon marang anak prawan kuwi. "Hai, legi. apa sing mlaku diburimu kuwi embokmu ?" "dudu, dudu," jawab prawan kuwi karo mendongakkan endhase. " dheweke yaiku budakk!" ngonoa saben prawan kuwi ketemu karo seseorang disepanjang dalan sing narekne perihal emboke, sanuli jawabane kuwi. emboke dilakokekne dadi batur utawa budaknya. Nang ngugane krungu jawaban putrine sing durhaka nek ditakon wong, si embok isih bisa nguwawa awak. ning sakwise ping mbalen dirungune jawabane padha lan sing banget nglarakne ati, akhire si embok sing malang kuwi ora bisa nguwawa awak. si embok dongo. "Ya Tuhan, hamba ora kuwat nguwawa hinaan iki. anak kandung hamba ngono tegane nglakoke awak hamba samangkana rupa. ya, Tuhan hukuma anak durhaka iki ! hukuma dheweke...." dhuwur kekuwasan Tuhan sing mupu Esa, alon-alon awak prawan durhaka kuwi ngowah dadi watu. owah-owahan kuwi dianyak saka sikil. pas owah-owahan kuwi wis tekan separo awak, anak prawan kuwi nangis njaluk apura marang emboke. " Oh, Ibu..ibu.. ngapurone aku, apuranana kedurhakaan anakmu iki. Ibu...Ibu...ngapurone anakmu iki .." anak prawan kuwi terus mratap lan nangis njaluk marang emboke. ning, kabehe wis paling alon. kabeh awak prawan kuwi akhire ngowah dadi watu. pisana dadi watu, ning wong bisa ndeleng menawa kapindho matane isih mbebekake eluh, kaya lagi nangis. sarehdene kuwi, watu sing asale saka prawan sing mbisa tumakne emboke kuwi karan " watu nangis ".
legenda batu menangis bahasa jawa